Khabar -Kibaran bendera dan tabuhan drum mengiringi
berkumpulnya ribuan warga Mesir di Lapangan Tahrir, Jumat 18 Februari
2011. Mereka hadir dalam 'Hari Kemenangan' untuk merayakan seminggu
pasca lengsernya Presiden Hosni Mubarak.
Dalam perayaan ini, seorang ulama yang dilarang memasuki Mesir selama bertahun-tahun oleh pemerintahan Mubarak, Sheikh Yusuf Qaradawi muncul secara mengejutkan di televisi.
"Wahai
masyarakat Mesir, Kristen Koptik dan Muslim, ini adalah hari Anda
semua, 25 Januari adalah revolusi Anda," kata Qaradawi.
Qaradawi
yang baru saja pulang ke Tanah Airnya Kamis lalu mengatakan, "Para
pemuda yang terlibat telah menaikkan harkat bangsa dan membuat kami
bangga." Ia juga memuji para martir yang tewas dalam demonstrasi.
"Mereka
adalah 'tangan' Tuhan, para pemuda Mesir. Tapi, revolusi belum
berakhir, justru baru dimulai. Kita harus membangun Mesir kembali.
Waspadai pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan."
Qaradawi seperti dikutip dari CNN juga mendesak, uang yang dicuri Mubarak dari rakyat Mesir dikembalikan.
Selain
wujud syukur, peringatan 'Hari Kemenangan' dimaksudkan untuk
mengingatkan pihak militer, bahwa ada tuntutan massa yang belum
dipenuhi. Antara lain: pembebasan para tahanan politik, diakhirinya
keadaan darurat, menangkap pejabat korup dan menyita asetnya.
Untuk
diketahui, pejabat militer memegang kendali pasca turunnya Mubarak pada
11 Februari. Para petinggi militer membubarkan parlemen, menangguhkan
konstitusi, dan bersumpah untuk tetap memegang kendali sampai pemilu
bisa dilangsungkan enam bukan pendatang.
Qaradawi memuji
pernyataan angkatan bersenjata yang berjanji menjaga revolusi dan
memastikan adanya transisi kekuasaan secara demokratis. Juga sumpah
mereka untuk menjaga persatuan.(VIVAnews)