Kisah Nabi Adam AS dan Siti Hawa lengkap dalam Al Qur’an. Pendahuluan Nama : Adam Usia : 930 tahun Periode sejarah: 5872 – 4942 SM Tempat turunnya di bumi India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab Jumlah keturunannya (anak) 40 (laki-laki dan perempuan) Tempat wafat India, ada yang berpendapat di Mekah di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 25 kali Adam (berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) atau Nabi Adam as sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya, Hawa. Merekalah orang tua semua manusia di dunia. Di dalam Al-Quran, nama Adam as, disebutkan 25 kali dalam 25 ayat.
Setelah
Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak
untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni,
mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat Allah mengabari
para malaikat akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka
khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap
ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para
malaikat kepada Allah: "Mengapa engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” (Q.S. Al-Baqarah [2]:30) Allah kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:30) Lalu
diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah. Setelah
disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia
dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s.
ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis kemudian
diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketentuan Allah. Adam
diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketentuan, melainkan dari
sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di
muka bumi. jadi meskipun tidak melanggar ketentuan (Allah) adam akan
tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama. Adam merupakan
nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang
dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk memperingatkan
anak cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya,
ada yang taat dan ada pula yang membangkang. Kesombongan iblis (setan) Saat
semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu,
hanya iblis (setan) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah
karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari
Adam. Hal itu disebabkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api,
sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul
menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam
seperti para makhluk surga yang lain. Disebabkan oleh
kesombongannya itulah, maka Allah menghukum setan dengan mengusirnya
dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai
kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak.
Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi. Setan
dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya
untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat. Allah memperkenankan
permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas
pemberian jaminan itu, setan justru mengancam akan menyesatkan Adam
sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak
cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan
menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa
setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan
sepenuh hati. Allah
hendak menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam
dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam
sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda
yang ada di alam semesta yang kemudian diperagakan di hadapan para
malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah untuk
menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui
ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui
sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya. Adam lalu diperintahkan
oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para
malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada
mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta
mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak. Adam
diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakan Hawa untuk
mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan
melengkapi fitrahnya untuk menghasilkan keturunan. Menurut cerita para
ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam
sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga,
Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam: "Hai
Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:35) Sesuai
dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat
pembangkangannya, setan mulai merancang skenario untuk menyesatkan Adam
dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai. Bujuk
rayunya dimulai saat ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan
mereka yang ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan
kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh iblis
untuk membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka
bahwa larangan Allah kepada mereka untuk memakan buah dari pohon
terlarang adalah karena mereka akan hidup kekal sebagai malaikat apabila
memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa
sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang
tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia
menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman: "Turunlah kamu!
Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat
kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”
(Q.S. Al-Baqarah [2]:36) Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah
Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga
mendapat dosa besar karenanya. Setelah taubat mereka diterima, Allah
berfirman: "Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.” Lokasi Adam dan Hawa turun ke bumi Turunlah
mereka berdua ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh
dengan keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh kehidupan
sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan
keturunan yang beraneka ragam bentuknya. Di dalam kitab ad-Durrul
Mantsur, disebutkan "Maka kami katakan, ‘Turunlah kalian … ", dari Ibnu
Abbas, yakni: Adam, Hawa, Iblis, dan ular. Kemudian mereka turun ke bumi
di sebuah daerah yang diberi nama "Dujjana”, yang terletak antara Mekah
dan Thaif. Ada juga yang berpendapat Adam turun di Shafa, sementara
Hawa di Marwah. Telah disebutkan dari Ibnu Abbas juga bahwa Adam turun
di tanah India. Diriwayatkan Ibnu Sa’ad dan Ibnu Asakir dari Ibnu
Abbas, dia mengatakan, Adam diturunkan di India, sementara Hawa di
Jeddah. Kemudian Adam pergi mencari Hawa sehingga dia mendatangi Jam’an
(yaitu Muzdalifah atau al-Masy’ar). Kemudian disusul (izdalafat) oleh
Hawa. Oleh karena itu, tempat tersebut disebut Muzdalifah. Diriwayatkan
pula oleh Thabrani dan Nua’im di dalam kitab al-Hilyah, serta Ibnu
Asakir dari Abu Hurairah, dia bercerita, Rasulullah saw bersabda: "Adam
turun di India.” Sementara Ibnu Asakir menyebutkan ketika Adam turun ke bumi, dia turun di India. Di dalam riwayat Thabrani dari Abdullah bin Umar disebutkan : "Ketika
Allah menurunkan Adam, Dia menurunkannya di tanah India. Kemudian dia
mendatangi Mekah, untuk kemudian pergi menuju Syam (Syria) dan meninggal
disana.” (HR. Thabrani) Dari riwayat-riwayat secara global
disebutkan bahwa Adam turun ke bumi, dia turun di India (Semenanjung
Syrindib, Ceylan) di atas gunung yang bernama Baudza. Di dalam kitab
Rihlahnya, Ibnu Batuthah mengatakan: "Sejak sampai di semenanjung ini,
tujuanku tidak lain, kecuali mengunjungi al-Qadam al-Karimah. Adam
datang ketika mereka tengah berada di semenanjung Ceylan”. Syaikh Abu Abdullah bin Khafif mengatakan: "Dialah orang yang pertama kali membuka jalan untuk mengunjungi al-Qadam.” Sementara
makam Adam as sendiri ada yang mengatakan terletak di gunung Abu
Qubais. Ada juga yang mengatakan di gunung Baudza, tanah dimana dia
pertama kali turun ke bumi. Dan ada juga yang berpendapat, setelah
terjadi angin topan, Nuh as mengulangi pemakamannya di Baitul Maqdis.
Dan kami menarjih apa yang diriwayatkan Thabrani, Ibnu al-Atsir, dan
al-Ya’qubi, bahwa Adam setelah Allah SWT memberikan ampunan kepadanya,
dibawa oleh Malaikat Jibril ke Jabal Arafat. Disana Jibril mengajarinya
manasik haji. Dia meninggal dan dimakamkan di tepi Jabal Abu Qubais. - Kisah Adam dalam Al-Quran
Seperti telah disampaikan di atas bahwa nama Adam as dalam Al-Quran disebutkan 25 kali dalam 25 ayat, yaitu : Surat Al-Baqarah [2] : ayat 31, 33, 34, 35, dan 37 Surat Al-Imran [3] : ayat 33 dan 39 Surat Al-Maidah [5] : ayat 27 Surat Al-A’raaf [7] : ayat 11, 19, 26, 27, 31, 35, dan 127 Surat Al-Israa’ [28] : ayat 50 Surat Maryam [19] : ayat 58 Surat Thaaha [20] : ayat 115, 116, 117, 120, dan 121 Surat Yaasin [36] : ayat 60 Berikut ini dibeberapa beberapa ayat penting yang terkait dengan uraian tersebut di atas. Pada Surat Al-Baqarah [2] : ayat 30-38, Firman Allah SWT : Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 30) Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat
lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
memang benar orang-orang yang benar!” Mereka menjawab: "Maha Suci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah [2]: 31,32) Allah berfirman: "Hai
Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa
yang kamu sembunyikan ?” Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada
para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali
Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah [2]: 33,34) Dan Kami
berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini. yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh setan
dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman:
"Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan.” Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya,
maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga
itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang
mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan
tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah [2]: 35-38) Kemudian pada Surat Thaahaa [20] : ayat 115-123, Firman Allah SWT : Dan
sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa
(akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.
Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam”, maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. Maka Kami
berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan
bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu
berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya
kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan
sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa
panas matahari di dalamnya”. (QS. Thaahaa [20]: 115-119) Kemudian
setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam,
maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak
akan binasa?” Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah
bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan
daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan
sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya
dan memberinya petunjuk. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari
surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain.
Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang
mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS.
Thaahaa [20]: 120-123) *
Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan
Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah,
Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008. * Dr. Syauqi Abu Khalil,
Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan
Al-Qur’an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus,
Almahira Jakarta, 2008. * Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa’, hlm 24. * Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224. * ats-Tsa’labi, Qishashul Anbiyaa’ (al-Araa’is), hlm 36.
* Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A.
Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung,
Jakarta, 2004 * Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara
Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata,
Syaamil International, 2007. * alquran.bahagia.us, keislaman.com, dunia-islam.com, Al-Quran web, id.wikipedia.org, PT. Gilland Ganesha, 2008. * Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
* Al-Hafizh Zaki Al-Din ‘Abd Al-’Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih
Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung,
2008. * M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma’arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008. * Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
* Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir, Maktabah al-Ma’arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.
|